Guna mendidik para generasi penerus bangsa menjadi manusia yang berkarakter, saat ini Indonesia sedang gencar menrapkan sistem pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini dilaksanakan dengan menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap matapelajaran yang diajarkan oleh semua instansi pendidikan kepada siswanya. Setidaknya ada 18 nila karakter yang ditanamkan daalam pendidikan karakter. Namun ada lima nilai karakter utama yaitu : religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas menjadi pilar utama yang hendak dibentuk pada siswa.
Dari lima nilai karakte tersebut, nilai karakter religius menjadi dasar dari pendidikan karakter. Karena nilai religius ini merupakan suatu cara pandang seseorang mengenai agamanya serta bagaimana orang tersebut menggunakan keyakinan atau agamanya dalam kehidupan sehari hari. Karakter religius identik dengan tingkah laku yang agamis sehingga mengandung nilai-nilai positif. Hal ini sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menghadapi peubahan zaman dan degedrasi moral, dimana siswa diharapkan mampu bersikap dan berperilaku dengan ukuran baik dan buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Selain sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, sikap nilai karakter religius juga ditunjukkan dengan toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karenanya karakter religius menjadi modal awal untuk membentuk karakter yang lainnya.
Ada lima aspek religius, yaitu :
- Aspek Iman, menyangkut keyakinan dan hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, para Nabi dan sebagainya.
- Aspek Islam, menyangkut frekuensi, intensitas pelaksanaan ibadah yang tekah ditetapkan, misalnya sholat, puasa, dan zakat.
- Aspek ihsan, menyangkut pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan, takut melanggar larangan dan lain-lain.
- Aspek Ilmu, yang menyangkut pengetahuan seseorang tentang ajaran-ajaran agama.
- Aspek Amal, menyangkut tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya menolong orang lain, membela orang lemah, bekerja dan lain sebagainya.
Sehingga tentunya Pendidikan Agama Islam di sekolah menjadi penting dengan bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Proses internalisasi nilai-nilai agama ini akan terwujud jika dalam sekolah ada sebuah pembiasaan yang dilakukan oleh masyarakat sekolah. Dari pembiasaan yang dilakukan diharapkan akan membentuk karakter siswa yang religious.
Ditulis oleh Ainun Najib, S.Pd.I (Guru CPNS PAI SMANSA)