Idul Adha pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah juga dikenal dengan sebuatan “Hari Raya Haji”, dimana kaum muslimin yang sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah. Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram, melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan. Tidak dapat dibedakan antara mereka, semuanya merasa sederajat. Sama-sama mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Perkasa, sambil bersama-sama membaca kalimat talbiyah. Meskipun tahun ini seperti yang kita ketahui bahwa pemberangkatan rombongan haji dari berbagai negara ditunda karena dampak pandemi corona, namun hal itu tidak menyurutkan niat baik dari para calon haji di seluruh dunia.
Disamping Idul Adha dinamakan hari raya haji, juga dinamakan “Idul Qurban”, karena pada hari itu Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kita kepada Allah SWT.
Jika kita menengok sisi historis dari perayaan Idul Adha ini, maka pikiran kita akan teringat kisah teladan Nabi Ibrahim, yaitu ketika Beliau diperintahkan oleh Allah SWT untuk menempatkan istrinya Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat itu masih menyusu. Mereka ditempatkan disuatu lembah yang tandus, gersang, tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada penghuni seorangpun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, apa maksud sebenarnya dari wahyu Allah yang menyuruh menempatkan istri dan putranya yang masih bayi itu, ditempatkan di suatu tempat paling asing, di sebelah utara kurang lebih 1600 KM dari negaranya sendiri palestina. Tapi baik Nabi Ibrahim, maupin istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas dan penuh tawakkal. [sumber]
Tidak seperti pada hari raya idul Adha tahun sebelumnya yang mana penyembelihan hewan kurban dilaksanakan di luar sekolah, tahun ini SMA 1 Pekalongan berencana menyembelih hewan kurban di lingkungan sekolah lebih tepatnya di area belakang sekolah (depan kantin sekolah) pada hari senin, 3 Agustus 2020.
Untuk tahun ini ada 4 hewan kurban yang akan disembeli di SMANSA, yang mana ke empat hewan kurban itu terdiri dari :
- 1 sapi dari iuran siswa SMANSA
- 1 sapi dari satu keluarga alumni 91
- 1 sapi dari pekurban alumni 91, dan
- 1 sapi dari pekurban guru serta wali murid SMANSA
Penyembelihan yang akan dilaksanakan pada senin 3 Agustus 2020 ini akan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diberlakukan di seluruh Indonesia. Panitia kurban telah menyiapkan semuanya sesuai dengan anjuran protokol kesehatan yang berlaku. Daging kurban nantinya akan didistribusikan langsung pada siang harinya setelah pemotongan selesai kepada warga sekitar SMANSA dan juga mereka yang pantas menerimanya.
“Panitia kurban SMANSA mengucapkan terima kasih kepada seluruh pekurban yang telah mempercayakan hewan kurbanya kepada SMANSA” ungkap pak Suryadi selalu ketua panitia pelaksanaan kurban di SMA 1 Pekalongan. Semoga amal ibadah para pekurban mendapatkan balasan yang berlipat-lipat ganda dari Allah SWT dan yang menerima daging kurban mendapatkan keberkahan serta kebahagiaan atas rejeki yang ada.